Dengan rendah hati dan semangat pengabdian kepada keindahan alam, saya dengan senang hati mempersembahkan kata pengantar ini untuk menghadirkan sebuah pandangan tentang ruang terbuka di Jakarta. Di tengah hiruk pikuk kota metropolitan ini, masih ada tempat-tempat yang menyimpan keajaiban alam yang patut kita syukuri dan lestarikan. Melalui tulisan ini, saya berharap dapat menginspirasi pembaca untuk lebih mengapresiasi dan menjaga keberadaan ruang terbuka ini sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas dan keberlanjutan kota Jakarta. Selamat menikmati dan semoga kita semua dapat berperan aktif dalam menjaga kelestarian alam di sekitar kita. Terima kasih.




Cahaya di Pelupuk Langit

Di ruang terbuka birunya Jakarta

Bersinar cahaya di pelupuk langit

Layar jingga terbentang menari

Menghapus lesu di mata yang letih


Di hiruk-pikuk gemuruh perkotaan

Kau hadir sebagai penenang jiwa

Biru langitmu mengalirkan harapan

Di antara jutaan jejak manusia


Tirai asap menari di kejauhan

Seperti khayalan menghilang perlahan

Namun kau tetap berdiri tegar

Menyapa dunia dengan pesonamu


Ruang terbuka yang membentang luas

Memeluk kami dengan erat dan lembut

Di sela beton dan kemacetan

Kau menawarkan ketenangan dan kedamaian


Biru langitmu membawa pesan

Bahwa alam tak hilang dalam beton

Keindahan tersembunyi di balik kabut

Mengingatkan kita akan cinta sejati


Di dalam relung hati yang terdalam

Kita menyatu denganmu, Jakarta

Melupakan penat dan kekhawatiran

Menikmati ruang terbuka birumu


Cahaya di pelupuk langitmu

Menyinari langkah-langkah kita

Di ruang terbuka yang biru nan jernih

Kita menemukan diri yang sejati


Oh, ruang terbuka birunya Jakarta

Tempat di mana hati kita berpadu

Dalam cinta yang tak terbatas

Terhampar birunya, keindahanmu


Di antara gedung-gedung menjulang

Kita bersama, terikat dalam senyum

Ruang terbuka biru yang melambai

Memberi kita arti dan pengharapan


Cahaya di pelupuk langitmu, Jakarta

Menjadi saksi kehidupan yang berjalan

Ruang terbuka birumu, cinta yang abadi

Menyatu dalam puisi-puisi yang terpahat